Puisi Setelah Malam pergi






     imagesource : Google.com

Setelah Malam pergi 

Waktu terus berputar  tanpa henti , malam telah pergi meninggalkan embun
Sang fajar perlahan memperlihatkan wajahnya

Jarum jam nenunjukkan pukul enam pagi
Masih di dalam kamar, terdengar suara bising kipas angin
Seakan bernyanyi, suara bising itu  menemani Jemari yang masih  menari
Tak kenal lelah jemari yang  menari menegaskan sebuah karya
Sembari itu, aku yang terjajah oleh waktu  sejak lahir di bumi ini
membuka lembar demi lembar  yang kau dustai
oh...  sungguh tak kenal lelah, akan ku hadapi ini sendiri

Lalu aku rehat sejenak, diatas lantai yang tak beralas
mata ku tertuju pada sebuah kertas
yang tertempel di dinding kamar ku
ini tulisan yang ku tulis enam bulan yang lalu

“ Satu – satunya penaklukan permanen dan tidak menyisahkan penyesalan
  adalah Penaklukan atas diri sendiri “  
kutipan kalimat dari pemimpin militer, revolusioner bijaksana
Napoleon namanya

oh... iya
Aku ini bukan terpaksa, bukan juga karena  dipaksa
Aku berserah bukan pasrah
Aku sudah kalah maka aku melangkah
Aku adalah orang terpilih

Ini hanya cerita...
Sekarang pukul  delapan, dua jam sudah terlewati dari jam enam pagi
 Setelah malam pergi.


By Jojie G Matitaputty                   
Jakarta, 6 januari 2018








    













Komentar

Postingan Populer